Lupa Menutup Mata Keran

Manusia meninggalkan air mata sebagai warisan, atau setidaknya atap-atap bocor yang di bawahnya ratapan, atau setidaknya alasan-alasan untuk mengutuk semua yang tak pernah mereka minta. Tangan yang pucat dan gementar mewariskan luka kepada tangan yang merah dan halus. Ibumu, bapakmu, mereka membakar kota masa kecilmu. Mimpimu terlalu besar. Ini luka dan api, kata mereka sambil membungkusnya dengan daun tanganmu. Dari tangan ke tangan, tragedi adalah pusaka. Kautelan dan berdarah di bawah guyuran sunyi cahaya atau di dalam desis pancuran air. Pernah kaudengar suara air tengah malam, menitik. Seseorang membasuh sesal dari tangannya dan lupa menutup rapat mata keran. Pernah kaudengar suara air tengah malam, menitik. Seseorang menutup mulut dengan tangan dan lupa menutup matanya rapat-rapat.

Diterbitkan oleh

Weslly Johannes

Mencintai. Menulis. Ombak. Maluku. Kenangan.

Tinggalkan komentar